Larangan membawa tas

Kemarin mampir ke mesjid menteng, pas masuk dilarang bawa tas.
Padahal di tas ada barang berharga. Trus gue bilang hal tersebut ke petugas jaganya. Trus disuruh ambil keluarin, karena tetap dilarang membawa tas ke dalam masjid.
Lha kalau barangnya banyak gimana?

Trus juga secara implisit kesannya gue nuduh si penjaga penitipan ga amanah, atau tempat penitipannya ga aman

diantar suami

ini kedua kalinya gue ngeliat penumpang angkot yang sama naik angkot yang sama dengan gue. dia diantar suaminya sampai ke pintu angkot.

yang pertama, gue cuma ngeliat wanita dan pria hendak naik ke kursi penumpang angkot yang di depan.
lho? kahn angkot suzuki carry itu bangku penumpang depannya paling cuma muat satu orang, kenapa itu dua-duanya mengarah ke pintu depan.
ooo, ternyata hanya yang wanita yang masuk, trus si pria bilang lirih "hati-hati ya".

imo bilang hati-hati, tapi naik angkot itu kayanya paradoks dan oksimoron deh :D

nah, hari ini gue melihat lagi pasangan tadi menghentikan angkot yang gue naiki, dan entah kenapa bangku penumpang depan kosong, jadilah itu orang dua-duaan mengarah ke bangku penumpang.
baru kali inilah gue melihat tampang si wanita, uoohh cantik toh, pantes suaminya extra care :D soalnya waktu penampakan pertama, si wanita udah pakai capuchon dan bermasker.

Tten di ce pengguna angkutan umum, capuchon (?spell) + masker
— snydez (@snydez) November 27, 2012

nah kali ini, si wanita tidak bermasker, dan baru memakai capuchonnya setelah duduk di dalam.
oh iya, dan sekali lagi suaminya wanti-wanti untuk hati-hati,
sementara gak lama kemudian si angkot sudah bermanuver nyelak-nyelak seradak-seruduk kemacetan jalan Mas Mansyur

kostum isu

Apa kostum isu itu harus yang longgar-longgar?
tadi di angkot naiklah (ditengarai) seorang ibu meyusui dan suami dan bayinya, pake baju dengan belahan dada yang lebar banget.

namanya juga ibu menyusui, itu payudara lagi besar-besarnya, ditambah baju berbelahan dada lebar, walhasil cleavagenya membuncah.

Anehnya sang suami ngebiarin aja gitu istrinya berbaju gitu, naek angkot pula yg perlu super nunduk-nunduk.

serasa ken arok

ketika hendak menikung ke arah tanah abang dari arah bundaran HI, ada orang yang nyeberang dari arah gedung jaya. maka gue pelanin lah motor, selain juga udah pelan karena tikungan. eh, ketika diperhatiin, kayanya ada yang diluar biasanya si mbak-mbak yang nyeberang ini. semakin dekat, oohhh si mbak ini pake baju yang langsung bawahan (sebagai gambaran mirip kimono mandi lah). dan bawahanya tersingkap sampai ¾ pahanya terpapar ketika dia jalan.

Ghost photographer

Jadi gue sering heran sama akun (foto/instagram/pic for twitter) yang nampilin foto si orang yang punya akun. Bukan sekedar foto umum, tapi foto pose, yang berkomposisi bagus dan filter yang bagus.
Dan fotonya bukan sekali dua kali, tapi sering banget. Tapi di description atau tweet nya sama sekali ga tercantum siapa pemfotonya.

Kalo artis beneran, mungkin yang moto adalah asistennya. Yang mungkin juga memoto sang artis adalah bagian dari jobdesc nya.
Tapi kalo hanya(sekedar)  seleb tweet apa iya pake asisten juga?
Kalau bukan asisten, siapa dong? temen? sehingga rela namanya ga disebut sebagai pembuat foto nya?
Penasaran.

Cara Ngebedain?

Pada sebuah foto cewek, gimana cara ngebedain Sunny nya SNSD Girl Generations dengan some random cewek asia (timur) cakep biasa? :))

Alternate

Kalo emang punya tampang yang lumayan, mendingan switch/upgrade karir jadi selain ART deh.

transfer

"eh, gue transfer USD 100 tuh"
"haa? ke bank account gue?!! terimakasih!"
"palaloepeyang! transfer cost dari project ke GL"

-becandaannya anak project dan finance

Hobi

Tadi ngeliat tweet beberapa orang yang ngetweet soal hobi dan hubungannya dengan pos pengeluaran yang agak besar. Membuat gue jadi sering bersyukur, karena hobi gue - beli komik jepang terjemahan -- yang sangat terbatas --- masih belum terhitung pengeluaran yang besar

vibrator

"deiy, itu ada tamunya, irene," gue nyampain pesen resepsionis.
"oh ok, iya nih gue lupa ngembaliin vibrator nya," kata deiy dengan suara kencang.
"haaA?" gue speechles.
"ini lho.." jawab deiy sambil ngeliatin barang yang dia bilang vibrator tadi.
"oaalaahhh, itu respirator, jahhahaha"

sebenernya bukan respirator, tapi inhaler.

Flashed

Sumpah, gimana bisa nahan konsentrasi untuk mata tetap berada di level atas leher ketika orang yg di/ngajak elo ngobrol cleavage nya visible banget?

Atau orang tersebut secara ga sadar - misalnya membungkuk - atau menunduk, yang mau ga mau malah mengekspose sebagian (kecil/besar) buah dadanya.

Mata ini secara otomatis menatap kearah yg mungkin sulit untuk terulang lagi.

parkir preman komplek senayan

kemarin datang ke acara sayfestville yang diadain di dalam kolam renang senayan.
parkiran di parkir timur dan sekitaran komplek kolam renang senayan udah padat. kebetulan dapat parkir pinggir jalan.

setelah markir, pas keluar mobil, ditagih sama tukang parkir swasta. 30 ribu.
padahal masuk parkiran senayan udah bayar 5000.

gile ye preman disini.
gak modal apa apa, dapet 30 ribu, kali berapa mobil. omzetnya ratusan juta tuh.

Sayembara teh botol

Teh botol sosro ngadain sayembara, yang beruntung akan ada tertulis hadiahnya di balik tutup botolnya.

Wuah, absurd.
Pertama, kalo kita mesen teh botol di tempat makan, udah pasti ketika dianterin sudah dalam kondisi terbuka, yang tutupnya entah kemana.
Kedua, yang jual teh botol kalo aware soal sayembara ini, ada kemungkinan 'bermain'. Ketika tutupnya dibuka, di check dulu, kalo berhadiah, tuker dengan tutup kosong.

supir taksi infal

ketika denger cerita ini gue ngakak.

jadi, ina lagi buru-buru harus pulang. hari sudah lumayan malam.
naiklah taksi.
awalnya lancar, taksinya berjalan cukup kencang, sampai pada suatu ketika, jalan taksinya melambat, sampai pada akhirnya berhenti ----- di jalur cepat.

lantas aja ina negur sopirnya "ada apa pak?"
eh ga dijawab.
dilongoklah kedepan, ealah! sopirnya tidur.

karena terburu-buru harus sampai dirumah, dan juga malas mencari taksi pengganti malam malam begitu, ina berinisiatif untuk mengambil kemudi.

walau sopirnya sempat sangsi, tapi akhirnya pindah duduk di sebelah.
sepanjang perjalanan supirnya tidur sambil mengigau.

ketika sampai, ditawari untuk hanya bayar setengah aja, tapi ina tetap bayar full.

Paha

Paha dijaman kira-kira 7-10 tahun lalu, kalau bisa dianalogikan seperti collectible items, langka, susah didapat. Kalaupun dapat, kemungkinan ga sengaja, kebetulan.
ada sebuah cerita,

tersebutlah sekelompok pemuda nongkrong di pinggir jalan. 10 tahun lalu, becak masih umum berkeliaran di jakarta.
lagi ngeriung gitu, tiba-tiba salah seorang dari pemuda itu tiba tiba berseru,
"wah, paha...! paha!" sambil menujuk ke arah becak yang berpenumpang perempuan yang sedang mendekat.
lantas tentu semaunya menengok kearah becak, memelototkan mata kearah penumpang perempuan tersebut.
tapi, penumpang perempuan tersebut, berpakaian normal, rok, menutup sampai betisnya.
terdengarlah suara-suara kecewa.
"mana paha!? bo'ong loe!!!"
"kaga!" seru si pemberi tahu membela diri, "tuh! paha tukang becaknya, keliatan khan!"

Nah, jaman sekarang, paha kaya' barang sale, diobral dimana-mana. Dari orang berumur sampe abg, dengan nyantainya pake hot pants, rok mini super pendek.